CURAHAN HATI SEORANG HAMBA
Di malam yang gelap gulita ku coba menikmati akan kebesaran Allah yang begitu luar biasa. Kutatap langit yang membentang luas ditemani kegelapan yang dihiasi dengan gemerlipan bintang menciptakan warna yang mempesona dan mendamaikan hati. Suara desiran angin yang menyerukan asma2 Mu ya Rabb menambah ketenangan pada jiwa yang hampa dan menusuk kalbu yang kelam ini. Alam seolah-olah bertasbih pada-Mu yang slalu memuji kebesaran dan keagungan-Mu, gunung dan bukit bersujud dan gemercingan air yang seolah-olah menyanyikan dzikir dan salawat. Subhanallah Ya Allah sungguh besar karunia keindahan yang Engkau berikan dan titipkan kepada hambamu. Tapi mengapa masih banyak juga insan yang melanggar nya. Tak ada keangkuhan yang mampu melukai dan memudarkan cinta ini padaMu ya Ilahi. Aq hidup di dunia yang fana beratapkan langit dan beralaskan tanah. Kenapa hidup ini begitu dipenuhi dengan tanda tanya yang sulit untuk mendapatkan jawabannya. Aq hanya bisa bersahabat dengan mimpi-mimpi yang indah dan kelam. Aq slalu mencari kedamaian diantara puing-puning kehidupan. Aq slalu mecoba menembus malam yang remang untuk mencari setitik kandil yang dapat memberikan penerangan pada jiwa dan ragaku dan mencoba mengamati makna yang tersirat dan tersurat berharap agar muncul ide2 yang briliand. Mungkin ini kegilaan dari seorang hamba yang terlalu rakus dan mementingkan diri pribadi untuk memperoleh ilham Ilahi dan mengeksplorasi imajinasi yang mencoba mengungkap realita kehidupan antara kedamaian dan kemunafikan. Benar kata seorang penulis “Dzikir-Dzikir Cinta” Anam Khoirul Anam bahwa diantara sisi gelap dan terang masih ada sisi biru yang menyertainya dan tak selamanya di dalam warna putih itu selalu putih, bisa saja ada warna gelap di dalamnya. Bertahun-bertahun tlah kuarungi kehidupan ini tapi sampai sekarang tak satupun cermin yang dapat memantulkan cahaya dalam hidup yang begitu kerdil ini sehingga memunculkan sinar kedamaian.
Aq pun menyakini bahwa tiap2 pribadi punya cara sendiri2 dalam menyajikan citra hidup masing2 dan jujur juga aq katakan bahwa aq tidak pernah mengelak bahwa diri ini adalah ciptaan dan titisan Ilahi yang juga butuh akan cinta dan kedamaian. Mungkin banyak yang cinta dan sayang pada diri ini tapi tak mustahil jika di luar sana masih terlalu banyak yang membenci akan diri ini. Aq slalu mencoba untuk tidak tergesa-gesa dalam mengambil sebuah kesimpulan yang ujung2nya menjadi sebuah keputusan tapi akhirnya akan dibumbuhi dengan penyesalan. Sudah terlalu banyak karya dari penulis ternama yang sudah kubaca dari lembaran ke bab dan tiap lembarannya banyak pelajaran yang kupetik mengenai kehidupan, mengajari aq tentang risalah dalam kata yang membuat diri ini tertarik untuk merangkum serta menyimpulkan dengan pemahaman dan penafsiranq sendiri. Aq slalu mencoba mencari jati diri yang belum ketemukan, aq slalu ingin merubah hidup ini yang begitu menyesakkan jiwa menjadi lebih baik dan dekat dengan Mu ya Raab. Aq mencoba mempelajari dan menghafal Al-Qur’an tapi sampai sekarang pun itu belum kukuasai. Ku coba merebahkan diri di atas lantai mushollah kantor dan juga di lantai kamarq untuk bersujud kiranya agar aq mendapatkan petunjuk dan risalah.
Dalam hidup ini cinta memang slalu membawa kedamaian. Hanya cinta yang bisa meleburkan benci, hanya cinta yang mampu mencairkan api dendam tapi kadang cinta yang dapat merenggut jiwa. Dalam pencarianq mencari sebentuk kasih dan damai aq pun tak pernah lupa untuk mecari titik cinta yang sebenarnya. Cinta yang dilemparkan dari alam yang belantara, insan mencoba menangkapnya serta memungutnya dan juga menjaganya agar kenikmatan cinta dapat dirasa. Aq slalu mencoba untuk menahan gemuruh dan gejolak cinta yang berkecamuk tapi diri ini masih insan biasa yang butuh akan cinta dari seorang hawa. Jiwa dan batin ini slalu merontah, hati slalu berprasangka bagaimana diri ini dapat membangun istana cinta serta rumah yang terbuat dari kasih bersama sang hawaq. Malam semakin larut dan dingin semakin menyambar serta gejolak jiwa seakan-akan bertambah panas menghanguskan singgasana cinta dan belantara cinta juga asmara dalam hidup ini. Ya Rabb dosakah diri ini bila mencoba untuk mencintai mahluk-Mu dengan niat cinta hamba pada-Mu jua?. Salahkah jiwa dan batin ini jika mencintai seseorang yang bernaut di lautan kalbu? Engkau yang menganugerahkan cinta pada hamba2-Mu. Termasuk pada diri ini. Hamba mohon jika memang ada sang hawa di luar sana yang terbaik Engkau titiskan untuk hamba. Maka hadirkanlah kepada hamba untuk ku persunting dan membangun bahtera bersamanya dan meciptakan benteng kuat agar tak ada jurang pemisah. Aq akan slalu mencoba untuk meningkatkan kesejahteraan bersamanya. Ya Allah kapankah cinta ini akan utuh merasuk dalam jiwa? Dan kapan juga sayap2 cinta ini akan mengepak? Aq amat mengagumi kata2 dalam buku karya Anam Khoiril Anam “Jika kau yakin bahwa Cinta akan slalu mengilhamimu dengan kebahagiaan, maka yakinlah bahwa lara itu hanya sebatas duri, hikmah yang akan menjadi kemanisan dalam risalah hidupmu. Meski kelam terkadang jadi gulma dalam tubir-tubir ngarai kesunyian jiwamu, tetaplah kokohkan kekuatan jiwa dan raga untuk menyangganya meski remuk redam semua asa, terkoyak sebab ketidakkuasaanmu pada kenyataan. Karena cinta adalah cahaya yang terselip diantara gelap-terang kehidupanmu, maka carilah cinta sucimu yang agung dan tersenyumlah untuknya! Seperti apapun kau memahami cinta, ia tetap ada dan bersemayam dalam hatimu”. Diri ini hanya bisa menangis meratap dan berharap Mujizat, Barokah, dan mempelajari kekhilafan diri. Kini aq hanya ingin memperbaiki lafadz dalam penyebutan asmaMu ya Allah dan mengkhusyukan diri dalam ibadah kepadaMu dan masih tetap berharap adanya khalwat dalam hidupku.
Aminn..............................................!!!!!!!!??????!!!!!!!!
B H O E R
18/11/2008
s3leNgk4px......