Jika kita masih hidup sekarang maka kita harus menunggu kapan giliran kita untuk mengakhiri hidup. Entah kapan dan dimana. Kita tidak tahu! Mungkin sedetik lagi, sejam lagi atau mungkin sekarang? Apakah masih ada waktu untuk BERTAUBAT???

Minggu, 04 Januari 2009

Islam

Mengenal Islam Lebih Dekat

BANGSA ini rabun membaca dan buta menulis. Demikian sastrawan Taufik Ismail, suatu saat, menggambarkan betapa minat baca bangsa ini rendah. Namun, jika melihat ramai dan beragamnya usia pengunjung Islamic Book Fair Kedua yang berlangsung tanggal 7-16 Maret di Istora Bung Karno Senayan, Jakarta, sulit dipercaya adanya kenyataan minat baca bangsa ini yang dinilai begitu rendah.

Anak usia playgroup yang diajak orangtuanya, anak sekolah dasar, mahasiswa, hingga mereka yang berusia lanjut, saat itu tampak memadati ruang kosong di depan stan pameran. Meskipun ada yang sekadar melihat-lihat, tidak sedikit juga yang mencari buku yang diinginkan, membaca, dan membeli buku yang dipamerkan itu.

Daya tarik Islamic Book Fair ini mungkin bukan sekadar pada buku dan beragam produk bernuansa Islam yang ditawarkan. Akan tetapi, ada dorongan kuat dari masyarakat Indonesia untuk mengenal lebih dekat tentang Islam. Haidar Bagir, Direktur Utama Mizan, pernah mengatakan bahwa perkembangan pesat literatur keislaman bisa dirunut pada fenomena yang terjadi di masyarakat di awal tahun 1970-an.

Tokoh Islam Nurcholish Madjid untuk pertama kali menyebut fenomena tersebut sebagai lahirnya kaum terpelajar dari kalangan Muslim santri. Sejak akhir dekade yang sama, kegairahan baru terhadap suasana keislaman pun tumbuh di mana-mana. Tidak heran kalau suasana ini kemudian mendorong lahirnya penerbit-penerbit yang mengusung buku-buku bernuansa Islam.

Ciri utamanya, buku yang terbit lebih maju, baik dari segi substansi kandungan, gaya penyajian, artistik, maupun media yang dipergunakannya, dibanding terbitan-terbitan sebelumnya. Pasalnya, selama ini ada imaji (citra) bahwa buku- buku Islam itu sekadar mempersoalkan hidup mati yang dibahas secara membosankan.

LITERATUR Islam yang disajikan tidak hanya menggunakan media kertas seperti pada umumnya sebuah buku, tetapi ada yang memanfaatkan peralatan multimedia. Tidak heran kalau membaca buku-buku Islam saat ini terasa tidak lagi membosankan bahkan semakin menarik.

Perkembangan pesat terjadi sejak awal tahun 1990-an. Bahkan, jumlah penerbit Islam berkualitas serta sukses di pasaran semakin bertambah. Kecenderungan ini bukan saja memperkuat gejala kegairahan baru terhadap Islam, tetapi juga memberi peluang untuk menimba pengetahuan dari suatu spektrum pemikiran Islam yang makin lama makin kaya.

Misalnya, Penerbit Mizan melalui buku terjemahan Bagai Mutiara Peradaban karya Annemarie Schimmel mengajak pengunjung Islamic Book Fair untuk berolah pikir melalui diskusi dan bedah buku.

Schimmel adalah warga negara Jerman yang dianggap seperti mutiara karena membawakan pemahaman yang lebih baik tentang Islam kepada Barat. Karya Schimmel yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia antara lain Rahasia Wajah Suci Ilahi: Memahami Islam secara Fenomenologis (1996) dan Jiwaku adalah Wanita: Aspek Feminin dalam Spiritualitas Islam (1998).

Tema buku-buku Islam pun tidak lagi terbatas pada pembahasan keislaman secara rumit dan hanya bisa dipahami kalangan terbatas. Tidak sedikit tema-tema keagamaan yang berat dibahas secara populer sehingga bisa dibaca siapa saja. Seperti Tafsir Sufi Al-Fatihah yang ditulis Jalaluddin Rakhmat dan diterbitkan oleh Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung.

Fenomena lain yang semakin memperkuat semangat penerbitan buku-buku Islam dan membuat Islamic Book Fair ini menarik adalah munculnya Taman Pendidikan Al Quran (TPA) dan lembaga pendidikan Islam sejak awal tahun 1990-an. Di dalam kegiatan mereka, lembaga pendidikan ini telah mengakrabkan anak-anak kecil dari keluarga Muslim dengan kitab sucinya, Al Quran. Selain itu, juga mengakrabkan anak-anak itu dengan berbagai literatur Islam lainnya.

Tidak heran jika VCD Harun Yahya yang banyak menyajikan ilmu pengetahuan dengan keislaman melalui seri pengetahuan populer banyak dicari pengunjung. Seperti yang terlihat di salah satu stan di Islamic Book Fair yang menyediakan VCD Harun Yahya.

Perkembangan literatur Islam semakin berlanjut. Minimnya sumber-sumber terjemahan bagi buku-buku anak dan remaja yang mampu membawakan pesan-pesan Islam menantang penerbit buku untuk kreatif menciptakan karya-karya orisinal dari dalam negeri.

Oleh karena itu, beberapa tahun belakangan ini masyarakat bisa menikmati seri Cerita Pesantren, komik Ibadah, seri Cerita Nabiku, dan novel Remaja Islami (Nori) yang diterbitkan oleh Penerbit Mizan. Selain itu, ada juga buku bimbingan anak usia taman kanak-kanak yang dilengkapi dengan VCD seperti yang diterbitkan oleh Aku Anak Saleh.

Buku-buku bimbingan untuk mempelajari Al Quran juga semakin beragam. Bahkan, metode yang diperkenalkan tidak tunggal. Ada metode An Nur yang menawarkan bimbingan dalam dua jam bisa membaca Al Quran tanpa bimbingan langsung dari guru, kecuali melalui buku dan VCD. Penawaran metode inovatif pengajaran Al Quran itu dikemas dalam paket yang sangat menarik. Ada juga Al Quran elektronik atau CD-ROM yang bisa memberikan kemudahan bagi siapa saja yang ingin membaca dan menghafalnya.

Di sini terlihat betul, literatur berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat. Semangat keislaman, bangkitnya lembaga pendidikan Islam, dan komunitas Islam yang semakin terbuka, telah mendorong perkembangan literatur Islam.

Perkembangan literatur Islam ini pada satu titik telah memberikan pencerahan baru. Bukan saja bagi kaum Muslim, tetapi juga bagi siapa saja yang tertarik mempelajari Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Manusia Tidak Ada Yang Sempurna, Begitu Juga Dengan Bhoer. Beri Komentar, Kritik dan Sarannya Ya?????????

Nama yang harum muncul dari dalam hati yang merendah, yang dapat menerima hinaan, kesabaran dan kerendahan hati menyebabkan budi pekerti menjadi agung

Selamat Datang

Terima Kasih Telah Mengunjungi Blog Ini
Semoga Allah SWT Slalu Memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya Kepada Kamu Sekalian
Amin.....................!!!!!!!

Kata - Kata Mutiara

Tiada ketentraman yang lebih tentram dari pada tahu batasnya akan kecukupan, tiada yang lebih bahaya dari pada kebanyakan bicara, tiada kegembiraan yang lebih gembira dari pada beramal, tiada kesengsaraan dari pada sengsaranya keserakahan, tiada akal yang lebih panjang dari pada di dalam permainan akal-akalan, tiada yang lebih kerdil daripada kerdilnya keyakinan akan diri sendiri yang berlebihan, tiada yang lebih terang daripada terangnya hukum alam, tiada yang lebih gelap daripada gelapnya kenifan diri sendiri, tiada kejahatan yang lebih jahat daripada mengumbar nafsu, tiada bahaya yang lebih besar daripada bahaya yang ditimbulkan dari mempergunjingkan orang lain.